terjemah bebas Muqoddimah Kitab Wadoif Mutaallim karya KH.Zainal Abidin Moenawir Al Muqri'
Segala puji bagi Alloh yang mengajar dengan pena, mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui, sholawat dan salam tetap untuk pemimpin kita Muhammad yang telah Alloh pilih agar berbicara dengan menyebut namaNya dan menjadi penyampai syariatNya sekaligus menjadi teladan apapun yang Alloh gambarkan dalam Al kitab Al Mubin semisal iman, niat, taqwa, pemahaman, tawakkal, berupaya, sungguh – sungguh dan beragam hukum, begitu juga tetap tercurah kepada Keluarga beliau dan para shohabat yang urusan – urusan mereka ditempuh dengan cara musyawarah.
Setelah itu semua, seseorang akan bertambah tenang ketika mengetahui amal – amal mereka telah sesuai kalam Alloh Sang Pembuat Syariat atau ucapan Ulama, seandainya mereka berjalan sejenak lalu tertimpa keraguan akan perkara yang telah dilakukan selama ini misalnya kesungguhan, penjagaan/hafalan, musyawaroh, menambal pelajaran yang tertinggal dan memikul tugas – tugas belajar yang memberatkan punggung itu benar – benar diperintahkan oleh Islam, kemudian semakin terang bahwa perkara yang mereka lakukan itu memang dikehendaki islam tanpa sedikitpun ada kesia-siaan apalagi berlebihan, niscaya mereka akan segera kembali ke jalan pertama kali seraya memuji Alloh Ta’ala beribu kali agar di beri petunjuk ke jalan tersebut.
Karena itulah aku berusaha sesuai kadar kemampuan untuk menyertakan dalil hal – hal berat saat belajar, ku tampilkan dalil – dalil perkara itu sebagaimana tampilan dalil masalah fiqh, hanya saja tidak kusebutkan dalil kecuali untuk masalah yang sering dan sudah terjadi padahal tidak mengetahuinya sangatlah buruk bagi seorang pelajar, aku bagi hal – hal berat dalam belajar ini menjadi dua :
Karena itulah aku berusaha sesuai kadar kemampuan untuk menyertakan dalil hal – hal berat saat belajar, ku tampilkan dalil – dalil perkara itu sebagaimana tampilan dalil masalah fiqh, hanya saja tidak kusebutkan dalil kecuali untuk masalah yang sering dan sudah terjadi padahal tidak mengetahuinya sangatlah buruk bagi seorang pelajar, aku bagi hal – hal berat dalam belajar ini menjadi dua :
Pertama : tugas – tugas pelajar yaitu saat seseorang dalam masa belajar, aku muatkan di dalamnya hak dan kewajibannya ketika itu, semisal belajar bersama Guru dan teman – temannya, lalu apa saja yang dilakukan ketika menghadapi pelajaran, nah disini ada pembahasan yang butuh perhatian telinga dan fokusnya pikiran.
Kedua : apa yang pelajar lakukan setelah selesai masa belajar. Aku menuliskan ini sedangkan didepan mataku manusia itu bermacam – macam :
a. Ada orang yang lemah semangatnya untuk berilmu bagaikan orang lengannya pendek, dia tidak tahu ilmu kecuali kulit tipisnya saja, lalu orang itu terburu – buru di sebut ustad, panggilan itu tidak ada kecuali hanya meracuninya, lalu dia menghampiri dan berteriak pada banyak orang, dia meracau dan melantur, dengan racauan dan lanturannya itulah dia berbicara pada banyak orang dan itu dianggap pelajaran.
b. Ada orang yang menunda untuk menguasai ilmu kecuali ilmu – ilmu yang menghantar pada tujuan – tujuan dunia, dekat dengan orang ini ialah orang yang ragu seandainya belajar ilmu syariat pintu rejeki akan tertutup baginya.
c. Ada orang yang pamer lagi membanggakan diri karena telah mendapat lembaran status atau ijazah sekalipun palsu.
d. Ada orang yang berpindah – pindah antara satu pesantren ke pesantren yang lain dalam keadaan tidak mengambil sepucukpun ilmu, baik di pesantren yang ini maupun yang itu, bagaikan bulu yang bertebaran diatas batu besar lalu di hembuskan oleh angin yang kencang, lalu dia membuat rekaan dan kebohongan terhadap madrasahnya hanya karena gagal ujian.
e. Ada orang yang enggan mengangkat kepalanya untuk ilmu seandainya di rekomendasikan belajar di majlis atau lembaga ilmu yang tidak terkenal.
f. Ada orang yang melewati batas – batas kesembronoan dalam memperlakukan seorang Guru, seandainya mereka mau mengamati dan berpikir tentang perilaku mereka yang janggal itu niscaya mereka akan berhenti melakukannya, setelah aku amati ternyata kebanyakan dari mereka sungguh tidak mengetahui hakikat ilmu dan tugas – tugas pelajar sehingga menyimpang dari jalan yang lurus.
Inilah yang membawaku menulis kitab seraya berharap telah ambil bagian untuk mengajak mereka kembali dan menunjukkan jalan yang benar. Semoga saja dengan ini aku telah melaksanakan kewajibanku pada mereka menurut islam. Dengan ini seraya memuji Alloh Ta’ala aku berharap dari segolongan mereka yang menyimpang itu nantinya ada sekelompok orang yang tiada henti-hentinya menghidupkan ilmu – ilmu islam yang berasal dari sumber – sumber utama dan mengenyangkan perut mereka dengan membaca Al Quran secara tekun, mempelajari dan mewadahinya ke dalam hati sepanjang malam dan siang menjaga agar tidak berserakan penuh jaring laba – laba, semoga dari mereka ada segolongan orang yang menekuni al muwottho’, al mabsuth, al umm dan al musnad baik malam dan siang, menjaga agar tidak terpendam dalam kuburan kesia – siaan, dan semoga dari mereka ada segolongan orang yang sungguh – sungguh terhadap kitab – kitab madzhab serta kitab – kitab bahasa dalam mentelaah dan membahasnya, menjaga agar tidak terlupakan dalam rumus – rumus kehampaan.
(kalau ada tata bahasa atau maksud tidak sesuai kitab asli kami mohon bantuan koreksinya, terima kasih).... salam ilmu
mksh gan atas infonya
ReplyDelete